Sabtu, 01 Maret 2014

Cerpen lagi tentang bullying



Bull Sh*t!

Ini adalah kisahku. Kisah yang akan kutorehkan dalam secarik kertas. Akan sangat sakit jika kukenang dan akan sangat pahit jika terulang. Kisah yang akan tertulis dengan garis bawah saat aku sudah besar nanti dalam biografiku. Aku tak akan bercerita tentang keharuan Romeo Juliet. Dan aku tak akan bercerita Kisah Cinderella yang menyenangkan. Tapi ini adalah cerita menyakitkan tentang hidupku. Mengenai kehidupanku di Sekolah Menengah Pertama. Aku bagaikan berlian yang terlapis batu karang. Mereka hanya menginginkan berlian tanpa batu. Pemanfaatan ini sangat membuatku melakukan penyesalan terdalam. Mereka menghancurkan sedikit demi sedikit batunya, dan mengambil berliannya. Bagaimana mungkin berlian selalu di temani sepi?. Padahal tak kusangka begitu banyak batu-batu lain disekitarku. Mungkin ini semua telah tertulis jelas dalam catatan takdirku.
            Mereka Bersamaku. Namun aku bagaikan bayangan mereka. Aku takkan ada, dan tak akan pernah dianggap, begitu polosnya aku. Bagaimana hal ini dapat terjadi?. Apakah aku tak pernah berfikir sebelumnya?. Ayolah aku tak membutuhkan mereka. Aku bisa menorehkan tinta dalam catatan sejarahku tanpa mereka. Dan entah apakah mereka dapat melakukan pekerjaan yang sama denganku. Aku berbeda dengan yang sekarang. Yang kupunya, diriku, semuanya, aku berbeda.
            Setiap saat suara yang menyeruakkan telingaku terluncur begitu saja dari mulut mereka, tanpa ada penyesalan sedikitpun. Dan akan selalu terulang kapanpun yang mereka inginkan. Jika itu kalian lakukan kepadaku kenapa kalian masih membutuhkanku?. Apakah kalian tidak pernah terlintas seperti itu, dalam pikiran kalian?. Atau apakan pikiran kalian sudah hilang?. Begitu bodohnya aku. Saat kalian butuh aku, aku akan selalu ada. Dan saat kalian membuangku bagai sampah, aku juga selalu ada. Entah apa yang menyebabkan aku tegar sekali menerima serangan batu neraka yang mereka jatuhkan diperasaan ini dengan penuh kesengajaan. Aku tidak sama dengan yang lain. Tapi banyak yang diluar sana sama denganku, mereka korban penindasan.
            Kini aku telah merdeka. Tak akan kubiarkan Romusha yang terjadi terus menerus terkisah dalam sejarah ini. Mereka akan dalam bahaya besar saat berani menyentuhku. Aku bukan lagi yang dulu. Diriku yang dulu sekarang telah hilang kutitipkan kepada angin yang membawa bintang jatuh. Mungkin apa yang terjadi dengan mereka akupun tidak tahu.
            Tentang kisah ini, akan kuungkap dalam secarik kertas yang pudar tanpa sedikit warna di dalamnya. Dan telah terbubuhi, tetesan bening yang jatuh dari celah-celah mata yang tak tertahan lagi. Ini kenangan, kenangan pahit. Namun aku masih bisa tersenyum. Tersenyum dengan api dendam yang menggebu. Tersenyum dengan kekuatan asa yang ingin menggenggam dunia. Tersenyum jauh lebih lebar dari seperti yang kalian pernah tahu. Dari cerita hidup ini aku masih dapat mengenang nama kalian. Aku masih dapat merasakan apa yang kalian pernah lakukan. Dan aku masih dapat menggambar dengan jelas wajah kalian pada sebuah angan. Dan aku kan menggemgam dunia ini tanpa kalian. Akan kuungkap semuanya. Bagaimana perasaan ini. Selalu dengan tangisan saat aku mengenangnya.
            Terima kasih secarik kertas. Denganmu aku dapat mengingat ini. Dan terima kasih teman-temanku, atas siksa yang telah kau torehkan dalam kertas pudar ini. Mungkin karena kalian kertas ini dapat bermakna walau pernah pudan. Dan satu janjiku, akan kutunjukkan pada kalian bahwa aku lebih baik daripada kalian.
By: C.n Krisna

Gimana Brew menurut kalian? suka atau enggak tulis di kotak komentar ya. Thanks
By: C.n Krisna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar